Sabtu, 09 Juli 2011

BERKUNJUNG KE KOLAM LELE PAK GEMBONG.

Waktu yang direncanakan berangkat jam 10.00 terpaksa tertunda karea berbagai alasan teknis Akhirnya  pada Jam 11.00, berlima kami dari JMC berkendaraa ke Barat Pojok Beteng Kulon, tepatnya jl. Sugeng Jeroni 18A,..tujuannya untuk ngangsu kawruh pada Pak Gembong.
Ir Budi memberi penjelasan ke JMC


 Bangunan yang kami datangi ini ternyata sebuah bangunan konstruksi beton 2 lantai yang belum jadi.Bangunan yang berukuran + 10 x 12 m2, terdiri dari 2 lantai. Lantai bawah digunakan untuk ruang kerja, gusang pakan, kandan ayam, pembuatan pakan, ruang pertemuan kecil dan bagian tepi barat untuk kolam lele berjajar kebelakang tiga buah masing2 berukuran 2x3 m2. Bagian depan dipenuhi pot-pot tanaman, bahkan dianak tangga naik, dipinggir anak tangga beton berderet pot-pot berbagai jenis  tanaman.
Hari itu kami ditemui mas Ir.Budi, salah satu dari 3 asisten pak Gembong yang bertugas ditempat ini. Mas Budi duduk dibelakang meja kerja yang penuh dengan kertas2 dan botol-botol plastik.
Kolam Pembesaran Lele, 4 x panen (8 bulan) air tidak diganti..
Setelah memperkenalkan diri kami, dari JMC, yang beberapa waktu lalu pernah mendapat pencerahan Budidaya pada Lahan Sempit di Kota oleh Pak Gembong di Pendopo Kecamatan Umbul Hardjo,, maka kami langsung diterima dengan akrab. Banyak sekali yang kami tanyakan disana, dari pembibitan pembesaran bibit dan pembesaran konsumsi.
Pembesaran Ayan Kampung Super
Tsnaman Organik
Suatu yang paling menarik bagi kami ialah adanya kolam pembesaran lele berukuran  2x3 m2 kedalaman air 30 cm. Kolam itu berisi air coklat kemerah2 an. Menurut mas Budi kolam itu sudah digunakan pembesaran telah empat kali panen, namun air itu belum pernah diganti...Sekali panen + 1000 ekor dalam waktu  dua bulan...Anehnya air itu sama sekali tidak berbau.. Ini adalah bukti keampuhan prebiotik : Preaquatik buatan pak Gembong.
Disana kami dijelaskankan  larutan-larutan organik yang sangat berguna untuk air maupun makanan lele.Konsep budi daya perikanan dan peternakan (ayam) pak Gembong ini, harus tidak berbau dan sehat. Sedng untuk bdiddaya tanaman a semua pupuk digunakan adalah pupuk organik..

BELAJAR DARI PENGALAMAN DI KOLAM PAK KHAERUDDIN

Dari anggota JMC yang memiliki kolam, maka Kolam P.Kh.  merupakan yang terbanyak di isi bibit untuk pembesaran. Kolam ukuran 1x6m2 itu diisi bibit 1500 ekor lele 4/6-5/7. Namun 2 minggu yang lalu dikolam itu terjadi musibah dengan matinya ratusan bibit yang rata-rata sudah cukup besar itu.Cuaca memang saat itu agak ekstreem, siang hari sangat panas sementara malam hari dingin.Maklum memang baru musim pancaroba , jadi keadaan ini sudah biasa terjadi setiap tahun. 
Namun pada kolam pak Kh ini ada satu faktor penyebab yang bisa di kaji untuk difahami permasalahannya. Awalnya kolam ini di isi air setinggi 50 cm, tetapi oleh pak Kh, dikurangi sehingga menjadi 30 cm. Ini dilakukan karena adanya informasi bahwa untuk awal pembesaran air jangan terlalu tinggi supaya bibit tidak capek naik turun. Tetapi apa yang terjadi kenudian membuat pak Kh berfikir keras,, karena banyak bibit yang mati. dlam seminggu itu mencapai hampir limaratusan..Termasuk lele yang teler/ setengah mati namun sempat di ambil dan  goreng.
PakKh akhir nya berfikir apakan karena kekurangan air.? Maka air ditambah lagi menjadi tinggi 50 cm. sehari dua hari diamati, ternyata tidak ada lagi lele yang mati... Alhamdulilah .! Rupanya kolamnya yang terbuka, terbuat dari plesteran ini saat siang hari terlalu panas, sementara pada malam hari sanag dingin. Pantauan termometer JMC menunjukkan selisih yang cukup besar ialah  antara 24 C malam hari dengan 30 C disianghari...
Bagi beliau jumlah hanya lima ratusan atau 30 %, seandainya ini terjadi besok ketika sudah melakukan pembesaran dalam jumlah puluhan ribu maka kerugiannya akan sangat besar.Pengalaman ini menjadi sangat berharga...dan kita semua ikut memetik manfaat dari pengalaman itu ... Trimakasih pak Kh..

Sabtu, 02 Juli 2011

PEMIJAHAN KETIGA SUDAH BERUMUR 25 HARI

Dari penetasan telor hasil pemijahan ketiga, bibit lele yang berhasil menetas diperkirakan hanya 20 000. pada hari keduapuluh lima peneteannya, kini ukuran bibit sudah menjadi beberapa variant.Ada yang sudah berukuran lebih dari 2 cm, suatu hal yang membahayakan jika terlalu lama karena bisa terjadi kanibal diantara bibit. Makanan yang kami berikan selama 15 hari full cacing, mulai hari hari ke 16 samapai 21 hari dicobakan  bersama dengan cacing sutra pelet Dnol dicampur SGM(SusuGulaMadu). Mulai hari ke 21 sampai hari ini full Dnol+SGM. Dari pengamatan , bibit itu cukup semangat dengan makanan ini, makananludes dan mereka nampak sehat itu telihat dari gerakan mereka yang lincah.

  • FILTER  JMC

Pembeiran makanan Dnol +SGM sudah cukup bak, namun dalam duahari air nampak kurang jernih agak keputihan, diperkirakan adanya susu yang melarut dalam air.  Oleh kerananya JMCmerencanakan membuat filter untuk menjernihkan kolam bibit ini dengan menggunakan filter kapas dacron, arang dan batuan kerikil. Sedang untuk sikulasinya digunakan pompa yang ditempatkan diakhir proses penyaringan sehingga tidak merusak pompa.
Secara digramatik disain pompa filter JMC sbb :



Sabtu, 25 Juni 2011

DISTRIBUSI PENJUALAN BIBIT LELE JMC HASIL PEMIJAHAN 1 & 2

Terutama dari hasil pemijahan pertama , karena dari hasil pemijahan kedua sangat sedikit, sampai saat masih ada bibit yang belum terjual. Meskipun bibit yang terjual berjumlah hampir delapan ribu ekor, namun pengurus JMC merasa masih belum cukup berhasil, karena masih belum bisa menutup biaya operasional. Yang terjual tersebut terdistribusi pada kolam pembesaran warga baik anggota maupun bukan dengan rincian sebagai berkut :
no       Nama Pemilik       Alamat   Ukuran Kolam   Jumlah Bibit
1     Ibu Hj.Sri Hartinah     RT 36    1.6x2.5  m2        700 ekor
2     Bp.Donodibroto         RT18     2.0x3.0 m2      1.000 ekor 
3     Bp.H.Khaeruddin       RT19     1.0x6.0 m2      1.500 ekor
4     Bp.Triyono                RT16      1.0x2.0 m2         300 ekor
5.    Bp.Madahrin           Tahunan    2.0x3.0 m2         300 ekor
6.    Bp.Bambang EHB     RT15      1.0x1.0 m2          70  ekor
7.    Bp.Dulmanan             RT16      1.0x1.5m2          200 ekor
8.    Bp.Kahiruddin          Bantul                                 500 ekor 
9.    Ibu Darman             Jl.Gajah   1.0x2.5m2           300  ekor
10   Bp.Tarmudji               RT36     1.0x3.0 m2            -   ekor

11.   Bp.Suramto             Kr.Kajen        --             2.000  ekor

Jumlah yang terditribusi  semua sekitar  6930. dengan cadangan mati 10 % menjadi  7623 ekor. Masih sisa dikolam sekitar 1500 ekor, sehingga jumlah kira2 9000 ekor. Jumlah ini baru mencapai target sekitar 33 % dari yang diharapkan. Namun sebagai pemula maka capaian ini cukup memuaskan mengingat saat ini musim pancaroba dimana secara umum usaha2 budidaya ikan banyak yang mengalami kegagalan...

Kamis, 23 Juni 2011

INFO HARGA PAKAN LELE HARI INI

Dari survey yang dilakukan JMC, harga pakan lele saat ini adalah sebagai berikut :

no  Nama                             Harga Rp /zak
1.   PC D_nol                     100.000,-/ zak(10kg)
2.   PF 800                         225.000,-/zak(20kg)

3.   PF 1000                       115.000,-/zak (10kg)

4.   781-1                           144.000,-/zak (20kg)
5.   781-2                           212.000,-/zak (30kg)
6.   781                               213.000,-/zak (30kg)
7.   782                               205.000,-/zak (30kg) 
8.   Bravo                            123.000,-/zak 30kg)
9.   Turbo                            175.000 ,-/zak(30kg)

demikian info yang kami dapat, semoga bermanfaat.

Rabu, 22 Juni 2011

TOPI KEREN JMC

Untuk mempublkasikan keberadaan JMC sekalian menambah kas, JMC membuat  Topi Keren bertulisan
POSDAYA _JMC..


Topi ini dipesan disebuah tempat dengan harga pesan Rp.20.000,-, dengan jumlah minmal 10 topi. Untuk ngisi KAS JMC, maka topi ini dijual minimal RP. 25 000,-sehingga  bisa untuk nambah kas minimal Rp.5000,- per Topi...
Hayooo segera pesan..! Persediaan terbatas.

Sabtu, 18 Juni 2011

PENDEDERAN BIBIT YANG KURANG BERHASIL

Seperti diuraikan pada tulisan terdahulu, dikolam JMC3 dan 4, masih digunakan pendederan bibit. Sudah ada 2 minggu ini bibit ukuran 2/3 sejumlah sekitar 25 000 ekor dimasukkan kekolam JMC3.  Pada minggu trakhir ini dikolam JMC 3, ditemukan banyak bibit lele yang mati hingga mencapai ratusan. Kondisi air kualitas bagus berwarna gelap kehijau-hijauan, pemberian pakan juga rutine. Maka dugaan kami permasalahan mungkin pada temperatur. Hasil pengukuran suhu air siang/sore hari jam 16.00 menunjukkan skala 29 derajat C, sementara pagi jam 06.00 antar 23 - 25 derajat C. Perbedaan yang cukup besar ( 4-6 derajat C) ini, menurut teori yang kami dapat terlalu besar. Dalam teori maksimal perbedaan hanya 3 derajat. Jadi kesimpulan sementara kematian ini disebabkan karena  c u a c a  musim dingin, yang untuk solusinya sedang dicari...

Jumat, 17 Juni 2011

RAPAT PENGURUS BULAN Ke_3 (Juni 2011)

Diawali dengan Rapat Umum perdana Pemegang Saham, maka setiap tanggal 17 JMC menyelenggarakan Pertemuan Pengurus pada hari Jum'at 17 Juni 2011. Rapat ini dihadiri oleh Ketua (Hardiyatno), Bendahara (Rudi Hermawan), Sie Kolam JMC (Bb.Agianto dan Bb.Kusumo), Si Kolam Warga (Khaeruddin), Pelaksana Kolam JMC(Sumarno & Doelmanan). Sekretaris (Bb.EHB) dan Sie Pemeliharaan, Pakan dan Obat (Madahrin) tidak hadir karena ada tugas dari kantor beliau-beliau  bekerja.
Rapat dimulai jam 14.30. Hal-hal pokok didalam rapat ini mengenai, Laporan Keuangan, Evaluasi Program Bulanan, Rencana-rencana Jangka Pendek dan Rencana Jangka Panjang. 
Pada Laporan keuangan disampaikan Bendahara, ada uang masuk dari penjualan 4000 bibit dan tambahan pemasukan saham dari beberapa anggauta, sedang pengaluaran bulan ini diantaranya untuk pakan,obat-obatan, peralatan kolam dan penambahan sepasang indukan (2 betina 1 jantan).
Dalam evaluasi bulanan ini diputuskan : 1.Sisa bibit agar segera dijual, 2. Hasil pemijahan ketiga dintakan cukup berhasil dan pada hari ke 20 harus sudah dilakukan pensortiran pertama, untuk memisahkan bibit yang unggul..3.Kolam depan (JMC_k2)suapaya disiapkan, sehingga dalam waktu dekat supaya dikosongkan.4. Pembelian Indukan kedua, ukuran indukan masih terlalu kecil dan belum siap dipijahkan.., kalau bisa minta diganti/tukar yang lebih besar.
Rencana jangka pendek : 1. Terus dicoba alternatip penganti cacing supaya tidak ada ketergantungan pembibitan ini pada keberadaan cacing.2.Penyebaran informasi budidaya lele pada warga melalui rapat RT dan Tulisan di Papan Pengumuman RW di Jalan Satria..3. Kunjungan ke Kolam Bapak Ir.Gembong di Bugisan dan Bapak Banardi di Kretek.
Rencana Jangka Panjang :  1. Penjajagan penggunaan tanah Pemda bekas sd Glagah dua untuk pengembangan kolam JMC.2. Penyusunan Proposal. 3. Pendanaan. Unuk hal ini perlu koordinasi dengan RW 04 Janturan, Klurahan Warungboto dan Kecamatan Umbulhardjo.

Demikan Rapat Bulanan Juni diakhiri pukul 16.00.

Selasa, 14 Juni 2011

PEMIJAHAN KETIGA AKHIRNYA BERHASIL_3

Hari kesepuluh sejak menetas telor pakan cacing yang 2 liter hampir habis.. Informasi dari p.Ink bahwa saat ini sulit mencari cacing memberi aspirasi untuk mencoba resep pakan pengganti cacing. Dari informasi p.Gembong dan buku-buku yang ada di JMC, diputuskan untuk dicoba menggunakan pelet D0 yang dicapur dengan  Susu, Gula Madu (SGM), dengan perbandingan 1 sendok makan susu + 1/2 sendok gula dan 1/2 sendok madu dengan 1/2 kg pelet D0. Setelah dicampur dengan ar panas secukupnya, adonan ini di bentuk bulat2 sebesar bakso.
Untuk percobaan awal bakso pelet ini dicampuran diatas cawan-cawan yang masih berisi cacing..dan ternyata larva2 cacing itu mau menyantapnya dengan lahap. Namun perlu diingat bahwa makanan pelet jika 2 hari tersisa bisa membusuk, maka bakso pelet  itu jika tersisa harus juga diambil dan diganti dengan yang baru
Lihat pada cawan kecil tidak banyak larva lele yang makan, sementara pada cawan besar dikerumuni banyak larva lele
Pda hari kesepuluh dari penetasan, setelah cacing benar-benar habis dipesankan lagi 2 liter. Rencana satu liter dimasukkan kekolam dengan menggunakan empat cawan grabah diameter lebih  besar +/-20 cm. Yang satu liter disimpan diember penyimpanan untuk dimasukkan  kalau sudah habis. Ember cacing ini perlu selalu dialiri air dan di airasi, agar cacing tetap hidup sehat. Namun perlu diakui bahwa larva lele lebih suka cacing dari pada D-0, ini terlihat pada gambar diatas.

Senin, 13 Juni 2011

PEMKOT SOLO JAJAGI EKSPORT LELE KE SWISS

Pagi itu saya dikejutkan dengan berita dikoran yang menyatakan bahwa pemkot Solo sudah melakukan penjajagan ekspor Lele ke Swiss.. berikut ini clippingnya :

 
Demikian Berita dari Koran KR , Senin 6 Juni 2011. Ditulisan tsb dinyatakan prospek Ekspor Lele ke Swiss  setiap tahun membutuhkan 53.000 ton, atau 48.440 ton perbulan atau sekitar 1.500 ton per hari. Sedang harga diSwiss 60.000 rupiah per ekor.

Minggu, 12 Juni 2011

PEMIJAHAN KETIGA BERHASIL_ 2

Setelah duahari dari waktu pemijahan, dikolam mulai banyak terlihat bintik-bintik kecil hitam kecoklatan bergerak malayang dan didasar kolam yang keladalamannya hanya 25-30 cm. Bu..u..a...a...nyak sekali..Kami belum berpengalaman menmperkirakan , tapi pasti puluhan ribu..Selama 3 hari makanan larva ini masih tercukupi dengan sisa cadangan makanan dari telorny. Baru pada hari keempat mulai larva cacing itu membutuhkan makanan. Ijuk sengaja belum diangkat karena khawatir tebawa larva-larva lele yang masih sangat lembut.
Pemberian makan ini agar terpantau kami tempatkan dalam cowek2 diameter 12 cm. Disetiap cowek/cawan grabah itu kami pasang penggantung dari kawat dan kami beri benang diatasnya. diujung atas benang 20 cm kami pasang pelampung, untuk memastikan posisi tempat makanan ini. Cara ini juga mempermudah untuk mengontrol sisa cacing kerena dengan tongkat yang ujungnya diberi kait, tiap-tiap cowek itu bisa diangkat..
Dikolam ini juga dipasang dua titik airator di dua titik dan dua pancaran air di dua titik. Satu airator lagi digunakan untuk kolam penyimpanan cacing.Dikolam cacing ini juga dialiri air dari kolam sekaligus untuk mengatur ketinggian air yang selalu bertambah karena adanya kucuran air baru..
Satu hal lagi yang masih menjadi kekhawatiran ialah cuaca kemarau yang dingin pada malam hari ini. Konon perbedaan suhu yang lebih dari 3 derajat Celsius bisa membahayakan kehidupan lele ... oleh karena itu temperatur air teus dipantau...

Selasa, 07 Juni 2011

PEMIJAHAN KETIGA AKHIRNYA BERHASIL_1

Sabtu 4 Juni 2011, kolam JMC1, sejak pagi mulai dibersihkan untuk kemudian diisi air bersih, arena rencana sore itu akan dilakukan pemijahan yang ke 3 kalinya di JMC. Ijuk dirapikan dan diperkuat klemnya agar tidak rusak jika digunakan untuk memijahkan. Indukan baru sudah dimasukkan pagi-pagi , ukuran fisik kecil, panjang sekitar 60 sentimeter. bandingkan dengan indukan punya JMC yang panjangnya sekitar 80 cm.
satu Jantan dan dua ekor  Induk betina
Sedang untuk pejantannya dipilih lele jantan dari kolam iduk JMC. Untuk melihat yang siap sipijahkan maka ke lima ekor  lele yang ada diangkat keluar untuk dilihat kesiapannya. Diantara 2 jantan dan 5 betina, dipilih lele 1 jantan dan 1 betina yang paling besar yang kebetulan menunjukkan tanda2 siap dipijahkan, kemudian dimasukkan dalam kolam pemijahan, sehingga dalam kolam terdapat 3 ekor yang terdiri dari 1 pejantan dan 2 betina.
Serok Indukan Ukran 50cm
  Dari pengalaman 2 kali memijahkan, pemijahan itu terjadi pada malam hari setelah jam 21.00.dan paginya didasar kolam dan pada ijuk bertebaran telor berupa bintik2 bintik kecil. Namun pada pemijahan ketiga ini pada keesokan harinya tidak sedikitpun telor yang nampak dikolam. Suatu kejadian yang diluar kebiasaan yang perlu dicari penyebabnya...pada hal malam hari sekitar jam 22.00 terlihat ketiga lele itu nampak berkejar-kejaran.. Apakah induk betinanya kurang siap..? ...  atau pejantannya.? Solusi paling gampang ialah dengan mengganti semua dengan yang lebih siap. Tetapi kami ingin bereksperimen dulu dengan mencoba mengurangi  indukan betinanya satu, yang berukuran kecil..barangkali lele betina yang baru itu mengganggu pemijahan...Dan ternyata benar..! Pada keesokan pagi berikutnya terlihat telor bertebaran dilantai dan menempel pada ijuk..Alhamdulillah..! 

BELAJAR PADA BAPAK GEMBONG DANUNINGRAT

Hari Sabtu 4 Juni 2011, JMC mendapat undangan dari Bapak Camat UH untuk menghadiri saresehan dengan Tema Pemanfaatan Lahan Perkotaan untuk Kegiatan Ekonomi Produktip. Narasumber  bapak Ir.Gembong , yang dalam undangan ini ditulis sebagai seorang Praktisi Integreted Farming.
Pak Camat UH saat mebuka acara..

Acara yang diselenggarakan di Pendopo Kecamatan Umbulhardjo ini dihadiri kurang lebih seratus orang ini dibuka oleh Bapak Camat Umbulhardjo, Bp. Drs. Agus Winarto pada pukul 20.15, yang mengharapkan dengan adanya saresehan ini dapat memberi inspirasi warga diwilayah Kecamatan UH untuk memanfaatkan lahan-lahan kosong untuk digunakan usaha yang produktip, sehingga memberi manfaat bagi warga. Hal ini perlu karena diwilayah Kecamatan Umbulhardjo banyak lahan-lahan kosong dan kurang produktip. Beliau sebutkan diantaranya ialah lahan bekas SD Glagah 2 yang roboh akibat Gempa, sampai saat ini samasekali masih belum termanfaatkan.
Jika masyarakat melalui posdaya-posdaya yang ada ingin menggunakan untuk usaha produktif, maka dari fihak Kecamatan Umbulhardjo akan memperjuangkan memperoleh ijinnya. 



   Dalam awal paparannya  pak Gembong untuk suatu usaha produktip menyebutkan perlunya diperhatikan Rumus 5 i , ialah :
          1. Informasi,
          2. Ide,
          3. Inisiatip,
          4. Insting dan
          5. Insyaallah...
Untuk mendapatkan Informasi, sesorang harus rajin belajar dan membaca buku, senang mendengarkan pengalaman orang lain , mengikuti penataran atau saresehan seperti ini,  dan sebagainya. Dengan mendapat informasi maka muncullah  Ide  atau gagasan apa yang bisa dilakukan lebih baik, lebih bermanfaat dan lebih menguntungkan.Semakin banyak informasi maka ide-ide ini akan menjadi makin jelas untuk diyakini untuk dapat dilaksanakan.Setelah ide-ide cukup jelas maka harus ada keberanian untuk melakukan atau dalam istilah lain perlu Inisiatip untuk menggerakkan baik individu ataupun perseorangan untuk melakukan sesuatu rangkaian kegiatan.Kemudian setelah melakukan serangkaian kegiatan maka umunya timbul masalah-masalah yang terjadi,  sehingga untuk mengatasinya sementara segenap pengetahuan yang diperoleh belum mencukupi maka diperlukan kepekaan batin atau Insting, untuk menemukan berbagai solusi intuitip .. Semua kegiatan diatas jika dilakukan dengan penuh ketulusan dan sunguh-sungguh maka  Insyaallah akan memberikan hasil yang baik....
Pak Gembong didampingi Asistennya
 Sebutan sebagai Paktisi Integrated Farming benar-benar tepat untuk beliau, karena segudang penelitian yang pernah dilakukan sudah banyak yang berhasil dipraktekkan dilapangan. Menurut beliau aneh kalau di Jogya sendiri malah belum banyak mengetahui karya-karya beliau sementara diluar jawa bahkan diluar negeri orang sudah banyak yang menggunakan. Oleh karena itulah malam itu beliau dengan jelas dan meyakinkan beliau bahwa banyak sekali  yang bisa kita lakukan lebih baik dilingkungan dimana kita hidup. Khususnya untuk diperkotaan beliau menunjukkan contoh-contoh membuat kolam lele dilahan terbatas diantara bangunan juga diatas atap daak beton, menggunakan air yang sangat hemat karena tidak perlu diganti. Beliau juga memberikan contoh bagaimana memnfaatkan atap rumah untuk budidaya tanaman Labu Jepang, melon dan sebagainya. Disampaikan juga kemungkinan membuat green house yang sederhana dan murah karena menggunakan tas kresek hitam dan pot dari bekas botol minuman air mineral.
Dari salah seorang penanya yang mengeluhkan sulitnya cacing untuk pakan larva lele, beliau menjawab, cacing ntuk pakan lele itu zaman Majapahit..! demikian guraunya.. sekarang banyak alternatip lainnya , diantaranya  ialah dengan tepung udang yang telah dibuat beliau. Air juga tidak perlu diganti karena ada prebiotik yang memakan bakteri2 mengganggu sehingga membuat air tidak berbau dan layak untuk kehidupan lele lagi. Untuk budidaya lele sebaiknya air tidak terlalu dalam, paling 50 cm saja..Karena jika terlalu dalam ikan akan kecapaian naik turun sehingga membuat lele tidak bisa besar. Apalagi jika lele masih terlalu kecil, ketinggian air bisa dikurangi lagi..
Kisah keberhasilan anak-anak didik beliau juga mewarnai papran pak Gembong. Diantaranya  mas Didik Lele, yang sebelumnya bekerja sebagai penarik becak,  disuruh menjua becaknya untuk usaha lele. Sebagian untuk sewa tanah, membeli deklit dan membeli bibit lele dan pakan...dalam waktu yang relatif singkat kini sudah menjadi peternak lele yang berhasil di bantul yang berhasil memasarkan bibit lelenya puluhan ribu per hari..
Kisah kedua ialah keika p.gembong membekali "integrated farrming " pada para trnsmigran keluar Jawa sebagai petani plasma (kelapa sawit), maka dalam beberapa tahun kemudian kehidupan dan kesejahteraan mereka berubah total. puluhan diantara mereka masing memiliki mobil Toyota Fortuna. Mereka memanfaatkan tanah pekarangan dan lahan2 diantara pohon kelapa sawit untuk berternak lele dan menanam tanaman produktip seperti labu jepang dan buah naga...... luar biasa..!
Dibantu asistennya mas Agus Winanto dengan LCD proyektor yang diproyeksikan ke layar,  yang hadir malam itu dapat melihat berbagai karya beliau yang spectakuler diantaranya : buah jambu dersana tanpa biji, buah pepaya seberat  18 kg, buah durian rasa mangga tanpa biji, tanaman padi rajalele anti wereng dan tikus yang tingginya 1,5 m. dan sebagainya.Satu hal yang perlu dicatat disini ialah beliau ini sangat konsisten pada konsep green dimana semua karya rekayasanya adalah organik , tanpa zat kimia yang merusak kehidupan. 
Diakhir paparan beliau , diadakan tanya jawab dari para peserta. Dari beberapa penanya memintakan solusi dari berbagai masalah dalam usaha busi daya mereka, baik berternak lele, masalah polusi lingkungan . Yang menarik ialah kesediaan  beliau untuk dimintai konsultasi ataupun melihat lahan budidaya beliau.
Ketika seorang peserta menanyakan kalau konsultasi ke beliau apa perlu membawa gula teh ??.. sambil menghisap rokok kereteknya beliau tersenyum  menjawab : "..... kedatangan panjenengan ketempat saya itu  sudah membawa Berkah dan Rakhmat dari Allah.. jadi tidak perlu membawa apa-apa... ".. itulah pak Gembong, "pakar pertanian terpadu"  yang berjiwa sosial tinggi , merakyat namun tetap bepegang pada tali Allah.  
Pada sesion penutup, bapak Camat menyampaikan terimakasih pada semua yang hadir khususnya penyampai materi, bapak Gembong, serta harapannya bahwa pertemuan ini akan berlanjut dengan  pertemuan-pertemuan berikutnya baik secara kelompok difasilitasi bapak Camat ataupun secara individu, yang semuaya bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan warga Umbulhardjo.

JMC mewakili  seluruh perserta mengucapkan terimakasih kepada bapak Camat, yang telah menyelenggarkan pertemuan yang sangat bermanfaat ini ...semoga membawa berkah bagi semua khususnya masyarakat Umbulhardjo ... Umbulhardjo JAYA..!. Penetapan YESS ..!

Jumat, 27 Mei 2011

PENGURASAN KOLAM C_27.Mei 2011

Menindak lanjuti kondisi kolam pembibitan C (3.5x6.00 m2) yang terlihat makin banyak yang mati (ribuan), maka diedarkan sms keadaan darurat kesemua pengurus untuk mengatasi keadaan tersebut. Jumat siang berkumpul di JMC 5 pengurus dan konsultan, dalam evaluasi tersebut ditemukan temuan beberapa hal yang mungkin sekali sebagai penyebab kegagalan ini antara lain :

1. Kolam pada siang hari terlalu bayak memperoleh sinar matahari, sehingga tumbuh terlalu banyak lumut di kolam ini, sementara antisipasinya kurang cepat dan tepat. Hal ini mengakibatkan air jadi keruh.
2. Penambahan aerasi yang kurang pas terutama pada ukuran, ini berakibat kotoran menjadi bercampur, tidak mengendap sehingga berkibat semakin keruh. Juga karena kuatnya aerasi maka terjadi arus putar dalam kolam, dimana pada sisi utara barat terjadi putaran air yang terlalu besar bercapur kotoran, pada derah ini ditemukan banyak sekali bibit yang mati.
3. Ada dugaan juga bahwa pemberian makan yang berupa cacing sutra, kurang memenuhi syarat dalam jumlah dan jarak waktunya. Disamping itu air yang keruh mungkin juga sebagai penyebab bibit yang masih kecil itu tidak bernafsu untuk makan. Meskipun banyak terlihat bibit yang tumbuh luar biasa, namun dapat dipastikan bibit itu besar karena mamakan bibit lain yang kecil.

Maka pada sore itu diputuskan kolam dikuras, bibit yang sedanya masih bisa diselamatkan ditampung dikolam B 2.50x2.50 m2, sementara +3000 ikan yang sudah ukuran 5/7 lebih yang ada dikolam B ini dijual kepada anggota.   Dalam pengurasan kolam C ini sudah diduga akan mengalami kesulitan dalam memisahkan bibit yang bercapur kotoran dan lumut ini.Oleh karena diwal dicoba pengambilan kotoran itu dengan menggunakan pompa  ATNAN AT105, berkekuatan dorong 3m dengan menambah filter didepannya. Percobaan ini gagal karena ternyata daya hisap pompa nya masih kurang kuat untuk menyedot kotoran dan lumut yang sedemikian banyak. Ketika filter dilepas, hisapan cukup kuat tetapi tidak lama pompa macet, air tidak bisa keluar....  

Langkah terakhir yang diambil adalah cara yang paling pahit dan beresiko, ialah dikuras secara konvesnsional. Air dibuang sambil disaring melalui lubang kuras, semantara dari kolam air juga di ambil dengan ember untuk disaring.  Pada awalnya air masih jernih dan bibit bisa dipisahkan, tetapi pada akhir pengurasan air sangat kotor sehingga untuk memisahkan  bibit dengan lumut sangat sulit karena campur. Oleh karenanya pemisahan dilakukan ddengan mengocori  ember air kurasan tersebut dengan air bersih terus menerus. saperti yang telah diperkirakan diatas, maka banyak terdapat bibit yang mati.
Demikian dilakukan pengurasan kolam C yang sampai waktu maghrib tiba baru dapat diselesaikan dan diperkirakan bibit yang bisa diselamatkan kurang dari 5000. Suatu pengalaman pahit bagi JMC, namun menjadi pembelajaran yang sangat menarik untuk difahami dan direnungkan agar  TIDAK AKAN TERULANG  LAGI...!

catatan akhir:
Pada pemijahan kedua ini rekan-rekan nampaknya JMC kurang manyadari adanya perubahan iklim pada waktu-waktu terakhir, dimana hujan sudah sangat berkurang. Berbeda  dengan saat pemijahan pertama dimana hujan hampir setiap hatri terjadi. Kebijakan untuk membuka dan menutup atap kolam dilakukan seperta aituran saat pemijahan pertama, sehingga setiap siang, kolam mendapat matahari yang sangat banyak. Hal ini berakibat pertumbuhan lumut yang sangat besar. Untuk pembesaran hal ini tidak bermasalah karena lele ukran diatas 5/7 sudah mau makan lumut, tetapi untuk bibit , lumut ini bisa menjadi bencana.

Rabu, 25 Mei 2011

PEMASANGAN AERATOR KOLAM

Meski hasil telor dan penetasannya berhasil, tetapi nasib bibit hasil pemijahan kedua ini kurang begitu baik, hal ini karena terlalu banyak lumut yang tumbuh dikolam akibat terlalu banyak sinar yangmasuk kekolam. Atas arahan p.Ink, pembukaan terpal penutup kolam dikurangi 1/3 saja. Meski demikian lumut sudah terlalu banyak sehingga warna air nampak keruh ke hitam2 an. Memang lumut baik untuk makanan ikan tetapi untuk bibit yang baru berusia 1 minggu, belum cukup kuat untuk memakan rumput yang begitu banyak.
Kekhawatiran ini membuat p.Dahrin memasang aerator agar suply oksigeen bisa lebih banyak, dan sementara kiciran air dihentikan, untuk menghemat air. Airator ini memompa udara melalui slang dan 2 batang pipa pvc listrik sepanjang 4 meter, yang diberi +  25 lubang2 kecil tiap batangnya.p.Dahrin menjalankan ini karena baru saja bersama mas Totok melihat di kolam pembibitan yang ada di kolam p.Banardi Kretek. Disana kolam diaerasi dan tidak di beri kiciran air. Meskipun menurut p.Ink ini kurang baik tetapi tetap akan dicoba, karena ada referensi yang berhasil.
24 Mei  setelah 2-3 hari diaerasi, terlihat banyak bibit yang mabuk dan mati. kurang jelas penyebabnya, tetapi ada bebepa kemungkinan kesalahan terjadi :1. apakah telat memberi makan cacing,2. karena airnya kotor 3.ada hal lain yang belum diketahui. Maka dilakukan penggantian air melalui sirkulasi. Air kolam dikeluarkan dengan pompa , sementara pengisian air segar terus dilakukan. Untuk memompa air ini digunakan pompa listrik dalam air berkekuatan 50-60watt.
Kurang lebih 2 jam dilakukan penggantian air secara sirkulasi ini, air kelihatan sudah bersih. Bibit yang tadinya tidak kelihatan kini menjadi jelas terlihat. Nampak jumlahnya masih cukup banyak, dan sebagian ada yang sudah mencapai 2 cm. Sambil diberi tambahan makanan cacing, ratusan bibit yang mati di ambil, agar tidak mengotori kolam. Agar air lebih segar kiciran air terus diberikan.

Selasa, 17 Mei 2011

MELIHAT PANEN LELE KELOMPOK MINASARI_17 Mei2011

Menjelang waktu Asar  saya di telpon pak Ink, bahwa sore itu Kelompok MINASARI,  akan melakukan panen lele konsumsinya. Segera saya mengajak pak Marno untuk datang sebagai penambah pengalaman. Kolam Minasari terletak + 50m  di selatan kantor kecamatan UH, masuk gang kebarat 15 m. 
Mobil pngangkut hasil penen
P. Ing dan P.Hasan mengawasi  Panen 
Tempat itu segera kami kenali karana dijalan besar telah parkir pickup yang dibelakanggya berisi drigen-drigen plastik biru untuk tempat hasil panen. Minasari ini juga merupakan salah satu kelompok budidya lele kota binaan pak Ink, sehingga beliau perlu memantau panenan kali ini. Masuk kegang sebelah kanan terlihat dua kolam dari pasangan batako yang salah satunya ditutup terpal, ini menunjukkan  bahwa itu kolam untuk pemijahan. . Ditempat itu pak Ink memperkenalkan kami dengan pak Hasan, seorang pedagang lele yang bonafide, pak Gading , ketua kelompok MINASARI.
Kolam habis dipanen
Lebih kedalam terdapat 4 kolam lele masing-masing ukuran 3x6 ; 3x4 ; 2x4 dan 1.5x4. Terlihat kolam yang terbesar telah kosong sudah dikuras, sedang pada kolam kedua terlihat dua orang sedang menagambil lele dengan serok jaring ukuran  30x40cm. Beda dengan biasanya untuk serok panen ini di bagian belakang/bawah  jaring diikat dengan tali, agar lebih mudah untuk mengeluarkan ikan dari jaring..Saat itu kolam kedua masih menyisakan separoh hasil lelenya. Dengan sigap dan trampil pak Gading ditemani seorang rekannya menjaring lele hasil panen itu.
Dari kolam itu lele dijaring untuk dimasukkan dalam keranjang plastik 40x60 cm . setelah penuh keranjang itu di diangkut dengan kegerobak kecil, dibawa ke pickup yang berada dijalan, untuk dimasukkan ke bak2 plastik yang sudah diisi  air.  Menurut pengakuan pak Hasan, hari itu Minasari berhasil memanen lebih kurang 5,5 kuintal lele. Bisa kita hitung kalau hatrga lele itu Rp 11.000,-/kg maka uang yang masuk ke MinaSari ini sudah 5,5 juta rupiah.

SOTIR KETIGA_16 MEI 2011

Sortir ketiga sudah dirasa perlu karena telah terlihat ratusan bibil yang tumbuh lebih cepat dibanding yang lain. Keadaan ini harus cepat disadari sebelum kanibal terjadi  dalam jumlah yang besar. Adaikata seratul bibit unggul ini sehari mamakan 3 rete (istilah bibit yang kurang dari 1cm) 2 kali sehari, maka dapat dihitung dalam se hari kita kehilangan 3x2x100 ekor =600 ekor per hari. 
Oleh karenanya Senin pagi  itu beberpa rekan dihubungi untuk bersama melakukan pensortiran ketiga. Sampai siang dapat dipisahkan 182 ekor bibit ukuran 4/6, dan dimasukkan kolam JMC3 yang berkuran 2.5x2.5 m2, siap dijual pada anggota.Sedang dari anggota yag telah mendaftar akan mengambil ialah bapakTriyono, yang saat itu sedang menyipkan kolamnya yang berukuran 1x3m2. Kolam ini sebelumnya dipakai untuk  pemeliharaan ikan hias, namun dengan adanya "lelenisasi" di kampung Janturan beliau memilih berganti pembesaran lele. Sementara itu bapak Dono yang beberapa waktu lalu di"tembung"  JMC untuk menggunakan sisa halaman rumah yang belum dimanfaatkan bisa digunakan untuk kolam lele, menghubungi kami dan menyampaikan bahwa tempatnya sudah siap untuk dibuat kolam terpal. 

SOTIR KETIGA_16 MEI 2011

Bibit hasil pemijahan perdana setelah dua kali dilakukam sortir kini telah nampak bertambah beasar. Namun secara alami pertumbuhan bibit ini tidak seragam. Beberapa ekor nampak tumbuh lebit cepat dari yang lain. Repotnya diantara bibit yang tinggal itu masih ada ratusan yang kecil ukuran 1/2, sehingga peristiwa kanibal sangat besar akan terdjadi lagi. Jika ada 100 lele dominant besar memakan 3 lele kecil dalam kolam, Oleh karenanya  pagi tanggal 16 Mei 2011, di kolam JMC diadakankerja hakti di  kolam JMC untuk mensortir lele untuk yang keiga kalinya.