Jumat, 27 Mei 2011

PENGURASAN KOLAM C_27.Mei 2011

Menindak lanjuti kondisi kolam pembibitan C (3.5x6.00 m2) yang terlihat makin banyak yang mati (ribuan), maka diedarkan sms keadaan darurat kesemua pengurus untuk mengatasi keadaan tersebut. Jumat siang berkumpul di JMC 5 pengurus dan konsultan, dalam evaluasi tersebut ditemukan temuan beberapa hal yang mungkin sekali sebagai penyebab kegagalan ini antara lain :

1. Kolam pada siang hari terlalu bayak memperoleh sinar matahari, sehingga tumbuh terlalu banyak lumut di kolam ini, sementara antisipasinya kurang cepat dan tepat. Hal ini mengakibatkan air jadi keruh.
2. Penambahan aerasi yang kurang pas terutama pada ukuran, ini berakibat kotoran menjadi bercampur, tidak mengendap sehingga berkibat semakin keruh. Juga karena kuatnya aerasi maka terjadi arus putar dalam kolam, dimana pada sisi utara barat terjadi putaran air yang terlalu besar bercapur kotoran, pada derah ini ditemukan banyak sekali bibit yang mati.
3. Ada dugaan juga bahwa pemberian makan yang berupa cacing sutra, kurang memenuhi syarat dalam jumlah dan jarak waktunya. Disamping itu air yang keruh mungkin juga sebagai penyebab bibit yang masih kecil itu tidak bernafsu untuk makan. Meskipun banyak terlihat bibit yang tumbuh luar biasa, namun dapat dipastikan bibit itu besar karena mamakan bibit lain yang kecil.

Maka pada sore itu diputuskan kolam dikuras, bibit yang sedanya masih bisa diselamatkan ditampung dikolam B 2.50x2.50 m2, sementara +3000 ikan yang sudah ukuran 5/7 lebih yang ada dikolam B ini dijual kepada anggota.   Dalam pengurasan kolam C ini sudah diduga akan mengalami kesulitan dalam memisahkan bibit yang bercapur kotoran dan lumut ini.Oleh karena diwal dicoba pengambilan kotoran itu dengan menggunakan pompa  ATNAN AT105, berkekuatan dorong 3m dengan menambah filter didepannya. Percobaan ini gagal karena ternyata daya hisap pompa nya masih kurang kuat untuk menyedot kotoran dan lumut yang sedemikian banyak. Ketika filter dilepas, hisapan cukup kuat tetapi tidak lama pompa macet, air tidak bisa keluar....  

Langkah terakhir yang diambil adalah cara yang paling pahit dan beresiko, ialah dikuras secara konvesnsional. Air dibuang sambil disaring melalui lubang kuras, semantara dari kolam air juga di ambil dengan ember untuk disaring.  Pada awalnya air masih jernih dan bibit bisa dipisahkan, tetapi pada akhir pengurasan air sangat kotor sehingga untuk memisahkan  bibit dengan lumut sangat sulit karena campur. Oleh karenanya pemisahan dilakukan ddengan mengocori  ember air kurasan tersebut dengan air bersih terus menerus. saperti yang telah diperkirakan diatas, maka banyak terdapat bibit yang mati.
Demikian dilakukan pengurasan kolam C yang sampai waktu maghrib tiba baru dapat diselesaikan dan diperkirakan bibit yang bisa diselamatkan kurang dari 5000. Suatu pengalaman pahit bagi JMC, namun menjadi pembelajaran yang sangat menarik untuk difahami dan direnungkan agar  TIDAK AKAN TERULANG  LAGI...!

catatan akhir:
Pada pemijahan kedua ini rekan-rekan nampaknya JMC kurang manyadari adanya perubahan iklim pada waktu-waktu terakhir, dimana hujan sudah sangat berkurang. Berbeda  dengan saat pemijahan pertama dimana hujan hampir setiap hatri terjadi. Kebijakan untuk membuka dan menutup atap kolam dilakukan seperta aituran saat pemijahan pertama, sehingga setiap siang, kolam mendapat matahari yang sangat banyak. Hal ini berakibat pertumbuhan lumut yang sangat besar. Untuk pembesaran hal ini tidak bermasalah karena lele ukran diatas 5/7 sudah mau makan lumut, tetapi untuk bibit , lumut ini bisa menjadi bencana.

Rabu, 25 Mei 2011

PEMASANGAN AERATOR KOLAM

Meski hasil telor dan penetasannya berhasil, tetapi nasib bibit hasil pemijahan kedua ini kurang begitu baik, hal ini karena terlalu banyak lumut yang tumbuh dikolam akibat terlalu banyak sinar yangmasuk kekolam. Atas arahan p.Ink, pembukaan terpal penutup kolam dikurangi 1/3 saja. Meski demikian lumut sudah terlalu banyak sehingga warna air nampak keruh ke hitam2 an. Memang lumut baik untuk makanan ikan tetapi untuk bibit yang baru berusia 1 minggu, belum cukup kuat untuk memakan rumput yang begitu banyak.
Kekhawatiran ini membuat p.Dahrin memasang aerator agar suply oksigeen bisa lebih banyak, dan sementara kiciran air dihentikan, untuk menghemat air. Airator ini memompa udara melalui slang dan 2 batang pipa pvc listrik sepanjang 4 meter, yang diberi +  25 lubang2 kecil tiap batangnya.p.Dahrin menjalankan ini karena baru saja bersama mas Totok melihat di kolam pembibitan yang ada di kolam p.Banardi Kretek. Disana kolam diaerasi dan tidak di beri kiciran air. Meskipun menurut p.Ink ini kurang baik tetapi tetap akan dicoba, karena ada referensi yang berhasil.
24 Mei  setelah 2-3 hari diaerasi, terlihat banyak bibit yang mabuk dan mati. kurang jelas penyebabnya, tetapi ada bebepa kemungkinan kesalahan terjadi :1. apakah telat memberi makan cacing,2. karena airnya kotor 3.ada hal lain yang belum diketahui. Maka dilakukan penggantian air melalui sirkulasi. Air kolam dikeluarkan dengan pompa , sementara pengisian air segar terus dilakukan. Untuk memompa air ini digunakan pompa listrik dalam air berkekuatan 50-60watt.
Kurang lebih 2 jam dilakukan penggantian air secara sirkulasi ini, air kelihatan sudah bersih. Bibit yang tadinya tidak kelihatan kini menjadi jelas terlihat. Nampak jumlahnya masih cukup banyak, dan sebagian ada yang sudah mencapai 2 cm. Sambil diberi tambahan makanan cacing, ratusan bibit yang mati di ambil, agar tidak mengotori kolam. Agar air lebih segar kiciran air terus diberikan.

Selasa, 17 Mei 2011

MELIHAT PANEN LELE KELOMPOK MINASARI_17 Mei2011

Menjelang waktu Asar  saya di telpon pak Ink, bahwa sore itu Kelompok MINASARI,  akan melakukan panen lele konsumsinya. Segera saya mengajak pak Marno untuk datang sebagai penambah pengalaman. Kolam Minasari terletak + 50m  di selatan kantor kecamatan UH, masuk gang kebarat 15 m. 
Mobil pngangkut hasil penen
P. Ing dan P.Hasan mengawasi  Panen 
Tempat itu segera kami kenali karana dijalan besar telah parkir pickup yang dibelakanggya berisi drigen-drigen plastik biru untuk tempat hasil panen. Minasari ini juga merupakan salah satu kelompok budidya lele kota binaan pak Ink, sehingga beliau perlu memantau panenan kali ini. Masuk kegang sebelah kanan terlihat dua kolam dari pasangan batako yang salah satunya ditutup terpal, ini menunjukkan  bahwa itu kolam untuk pemijahan. . Ditempat itu pak Ink memperkenalkan kami dengan pak Hasan, seorang pedagang lele yang bonafide, pak Gading , ketua kelompok MINASARI.
Kolam habis dipanen
Lebih kedalam terdapat 4 kolam lele masing-masing ukuran 3x6 ; 3x4 ; 2x4 dan 1.5x4. Terlihat kolam yang terbesar telah kosong sudah dikuras, sedang pada kolam kedua terlihat dua orang sedang menagambil lele dengan serok jaring ukuran  30x40cm. Beda dengan biasanya untuk serok panen ini di bagian belakang/bawah  jaring diikat dengan tali, agar lebih mudah untuk mengeluarkan ikan dari jaring..Saat itu kolam kedua masih menyisakan separoh hasil lelenya. Dengan sigap dan trampil pak Gading ditemani seorang rekannya menjaring lele hasil panen itu.
Dari kolam itu lele dijaring untuk dimasukkan dalam keranjang plastik 40x60 cm . setelah penuh keranjang itu di diangkut dengan kegerobak kecil, dibawa ke pickup yang berada dijalan, untuk dimasukkan ke bak2 plastik yang sudah diisi  air.  Menurut pengakuan pak Hasan, hari itu Minasari berhasil memanen lebih kurang 5,5 kuintal lele. Bisa kita hitung kalau hatrga lele itu Rp 11.000,-/kg maka uang yang masuk ke MinaSari ini sudah 5,5 juta rupiah.

SOTIR KETIGA_16 MEI 2011

Sortir ketiga sudah dirasa perlu karena telah terlihat ratusan bibil yang tumbuh lebih cepat dibanding yang lain. Keadaan ini harus cepat disadari sebelum kanibal terjadi  dalam jumlah yang besar. Adaikata seratul bibit unggul ini sehari mamakan 3 rete (istilah bibit yang kurang dari 1cm) 2 kali sehari, maka dapat dihitung dalam se hari kita kehilangan 3x2x100 ekor =600 ekor per hari. 
Oleh karenanya Senin pagi  itu beberpa rekan dihubungi untuk bersama melakukan pensortiran ketiga. Sampai siang dapat dipisahkan 182 ekor bibit ukuran 4/6, dan dimasukkan kolam JMC3 yang berkuran 2.5x2.5 m2, siap dijual pada anggota.Sedang dari anggota yag telah mendaftar akan mengambil ialah bapakTriyono, yang saat itu sedang menyipkan kolamnya yang berukuran 1x3m2. Kolam ini sebelumnya dipakai untuk  pemeliharaan ikan hias, namun dengan adanya "lelenisasi" di kampung Janturan beliau memilih berganti pembesaran lele. Sementara itu bapak Dono yang beberapa waktu lalu di"tembung"  JMC untuk menggunakan sisa halaman rumah yang belum dimanfaatkan bisa digunakan untuk kolam lele, menghubungi kami dan menyampaikan bahwa tempatnya sudah siap untuk dibuat kolam terpal. 

SOTIR KETIGA_16 MEI 2011

Bibit hasil pemijahan perdana setelah dua kali dilakukam sortir kini telah nampak bertambah beasar. Namun secara alami pertumbuhan bibit ini tidak seragam. Beberapa ekor nampak tumbuh lebit cepat dari yang lain. Repotnya diantara bibit yang tinggal itu masih ada ratusan yang kecil ukuran 1/2, sehingga peristiwa kanibal sangat besar akan terdjadi lagi. Jika ada 100 lele dominant besar memakan 3 lele kecil dalam kolam, Oleh karenanya  pagi tanggal 16 Mei 2011, di kolam JMC diadakankerja hakti di  kolam JMC untuk mensortir lele untuk yang keiga kalinya.

Senin, 16 Mei 2011

SOTIR KETIGA_16 MEI 2011

Kolam Bibit K1JMC, yang berisi puluhan ribu bibit ini terlihat sudah banyak yang mencapai ukuran 4/5/6, sehingga sudah menghawatirkan untuk terjadi kanibal. Jika ada 100 lele saja makan lele kecil sehari tiga ekor maka dalam sehari saja bisa diperkirakan 300 ekor bibit ini hilang.
Oleh karenanya pada hari Senin 16 Mei  2011, pagi hari beberapa teman berkumpul untuk melakukan pesortiran lagi. Sampai pukul 11 hari itu dapat dipisahkan 180 ekor ukuran 4/5/6 , dan dimasukan di kolam K2JMC siap dijual ke anggota yang memerlukan. Sementara ini yang telah siap menerima pembesaran adalah kolamnya pak Tiyono (ketua RT16), yang mempuyai kolam kecil sekitar 1.2x3 m2, yang diperkirakan dapat menerima kurang lebih 600 ekor.
Hari itu selain mensortir juga dilakukan pengurangan air kolam pembibitan yang tadinya sampai 40cm dijadikan kedalaman sekitar 20-30cn

Rabu, 11 Mei 2011

5 HARI SETELAH PEMIJAHAN KE2

Limahari setelah pemijahan kedua, telor yang menetas semakin banyak. Karena diperkirakan telah semuanya menetas, maka ijuk diangkat dan disimpan. Terlihat hasil penetasan berupa ribuan bintik2 sebesar semut kecil bergerak cepat didasar dan didinding kolam. Mulai hari keempat dikolam pemijahan ini disebarkan makanan nerupa cacing sutra sebanyak 5 kg. Diperkirakan cukup untuk seminggu. Air kolam masih terlihat jernih, agar tetap sehat pancaran air terus dihidupkan. Untuk kolam 3.5 x 6 m2 ini dipasang empat pancuran.  Hari itu dipantau temperatur air menunjukkan 29 derajat. cukup baik.

Senin, 09 Mei 2011

PERBAIKAN TERPAL KOLAM 1

Setelah dilakukan persortiran kedua yang memisahkan sekitar 170 bibit yang ukuran 3/5-4/6, maka kolam 1 JMC dikosongkan . Kolam yang pertama kali dibuat ini, setelah dievaluasi maka pemasangan terpalnya dinilai kurang memenuhi syarat, dmana terlalu banyak lipatan yang berada dalam dasar dan dinding kolam. Pada hari Minggu 8 Mei dilakukan pemasangan ulang terpal perbaikan dilakukan oleh mas Dahrin dibantu mas Doel dan mas Marno.
Setelah dibongkar, dasar kolam dirapikan. Kemudian Terpal dipasang lagi dimulai dari sisi timur. Dinding yang ada tonjolan pilar dirapikan dengan mengganjal dengan papan, kemudian kedua sudut timur nya dilipat keluar, kemudian semua tepinya dipaku dega paku gipsum. Sudut bawah dirapikan kemudian ditarik dasarnya rata kebarat, baru dibentuk dinding sebelah barat. Dengan melipat kedua sudut terpal sebelah barat, maka terbentuk kolam yang rapi semua permukaan lantai dan dindingnya.
Lubang kuras knie  Pralon 1,5", dipasang dengan lem dan diikat  dengan karet gelang. Perapian terkhir dengan mengisi air sedikit (+10 cm), kemudian menarik-narik dasar kolam sehingga semua permukaan benar-benar rapi. Maka jadilah kolam terpal siap diisi air dan digunakan.

Jumat, 06 Mei 2011

PEMIJAHAN KE2 __ 5 April 2011

Pada pemijanah pertama tanggal 2 April 2011, telah menghasilkan ribuan bibit lele.  Setelah dilakukan pensortiran pada tanggal 30 April, dihasilkan 455 bibit ukuran 4/6 langsing dijual kepada anggota. Pada satu kolam yang kosong (ukuran 3.mx6.00m) setelah di isi air 30 cm dan dipasang ijuk, maka  pada hari Kamis sore 5 Mei dilakukan pemijahan lagi dengan memasukkan kedalam kolam satu induk siap bertelur dan satu pejantan. Indukan Semalam kedua lele tersebut memijah berkejaran.
Pejantan Siap Pijah

Indukan Siap Pijah
Pada pemijahan ke 2 ini tidak menggunakan indukan yang lalu tetapi indukan baru, kali ini dicoba memijah satu indukan degan satu pejantan, dengan harapan seluruh telur dari satu induk itu terbuahi oleh pejantannya, sehingga menetasa lebih banyak..  . Pada pagi harinya indukan sudah diambil, dan dikolam nampak ribuan telor tersebar berupa bintik-bintik hitam dan putih di ijuk dan lantai kolam.
Sabtu pagi ketika tenda tutup kolam dibuka , sinar matahari masuk kekolam menyinari larva yang baru saja menetas, berupa bintik-bintik kecil yang malayang-layang diatas dasar kolam.Karena kolamnya cukup besar (4x6 m2), maka belum begitu nampak jumlahnya.Yang menetas awal ini kemungkinan telor-telor yang sudah lama berada diperut indukan. Seperti pengalaman waktu pemijahan pertama, jumlah bibit yang menetas baru terlihat setelah 3-4 hari setelah memijah.
Perlu diketahui bahwa disamping kolam pusat  JMC ini, dua anggota JMC juga sudah melakukan pemijahan dikolam masing-masing. Mas Bambang Ag sudah memijahkan tanggal sekitar tanggal 7 April yang lalu sedang  yang bersamaan  denga pemijahan ke2 JMC, dikolamnya Mas Dahrin. dari laporan yang masuk Alhamdulillah keduanya berhasil juga..Selamat...!
Masih menunggu  menyusul akanmemijahkan juga Mas Rudy, konon sekarang baru ngebut menyelesaikan pembuatankolamnya. Dari pantauan JMC, kolam pak Rudi dibuat permanen (tanpa terpal), dan direncanakan cukup matang pada sistim pembuangan dan bak kontrolnya.Sayang kemarin ada sedikit kegagalan, ketika di tes diisi air penuh, terjadi retak pada dasar kolam bagian tepi. Diperkirakan pemadatan awalnya kurang bagus, sehingga terjadi penurunan akibat beban air. Kami tunggu Mas Rudy..!

Rabu, 04 Mei 2011

STUDI BANDING KE ARGOMINO NANGGULAN _ KULON PROGO

Kolam Pemijahan

Ajangsana ke Nanggulan pada tanggal 15 Februari 2011, 

Kolam Pendederan benih
Plankton Catalist

Kolam Pembesa
ini dimaksudkan untuk lebih memantapkan niat sekelompok masyarakat Janturan yang berminat budidaya lele, karena di tempat tersebut ada seseorang yang menjadi tokoh yang berhasil dalam budaya perikanan tingkat nasiona. MAs Hardi , demikian nama tokoh ini, telah bergerak dalam budidaya ikan sejak tahun 2008. Pada awalnya budidaya ikan gurameh , namun akhir-akhir ini bergeser ke lele Sangkuriang.
Ijuk di gapit
Apresiasi yang tinggi untuk  beliau atas keberhasilannya ini juga karena gagasannya untuk menaikkan air dari saluran irigasi setinggi 25 meter dan menalurkan ke lahannya ratusan meter, sehingga lahannya yang cukup luas itu bisa digunakan untuk kolam ikan.
Perbncngan kami diawali dengan pendapatnya bahwa usaha budidaya ikan ini kuncinya ialah pada kemampuan untuk "menyetel" antara Air dan Ikan. Teknik inilah yangharus dipelajari lebih dahulu sebelum memulai budidaya ikan air tawar. Syaratnya air harus bersih, dan sehat, maka  menggunakan terpal adalah solusi paling mudah untuk kebersihan dan kesehatan air.Disamping itu harus diperhatikan temperatur dan PH air kolam.
Untuk pembesaran lele, maka air diberi garam dapur (tak ber yodium) merata 1 ons per metr kubik air. Stelah didiamkan 2 hari, ditaburkan Plankton Catalist  1 sendok makan /m3 air.PH air diusahakan seputar 7 atau antara 6.5 s/d 8. Untuk menghemat air dan menjaga kesatabilan kualitas maka perlu dibuat  resikulasi. Air yangbaik tidak berbau , tidak berwana dan tidak terasa. Untuk Lele saat ini yang terbaik ialah lele Sangkuriang. Fekuenditas Lele Sangkuriang ini mencapai 40.000 sampai 60.000 butir telor / 1 kg induk, sementara Lele jenis Dumbo umunya 20.000 s/d 30.000 butir telor / 1 kg induk.

Jika ingin berhasil  dalam budi daya ikan lele ini maka harus menguasai "teknik pemijahan" Indukan Lle sangkuriang ini dapat dibeli dengan harga Rp.300.000,- per pasang ( 1 pejantan & 2 indukan). Untuk Indukan ini memerlukan kolam terpisah ukuran 2x2 m2 dengan kedalaman 1.5 s/d 2.00 meter, bisa digunakan 5 pasang atau 5 pejantan 10 indukan. Air dalam koam indukan ini tidak boleh bening, agar tidak terjadi pemijahan dikolam ini. Setiap saat kondisi fisik harus dilihat apakan ada yang siap dipijahkan. Tanda kesiapan induk dapat dilihat pada perut yang membesar dan pada kelaminnya ada lingkaran kemerahan.
Kolam pemijahan harus bening airnya, steril dan cukup luas. Minimal 4x4 m2. atau baik kalau bisa lingkaran diameter 4-5m, bagian tengah lebih dalam +. 70 cm sedang tepi cukup 20 cm. Prlu disediakan ijuk secuupnya sebagai tempat lele induk menempelkan telornya,  Dalam 24 jam pemijahan terjadi... setelah pemijahan indukan akan lemah dan tidak banyak bergerak. saat itu segera indukan diambil dan dipindahkan kekolam imdukan.
Kolam Indukan
Setelah ditunggu 1-2 hari telur akan menetas dan menjadi arva kecil, maka untuk pakannya disediakan cacing kecil. Ketinggian air cukup 20 cm supaya larva dapat naik turun untuk ambil oksegeen. setelah 10 hari larva sudah  membesar jadi anak lele sampai ukuran 2 cm. Ketika itu air bisa ditambah sampai 40 cm.Juka lele sudah berukuran  4 sampai 7 cm, maka harus sudah dipindahkan kekolam pembesaran, sebag kalau tidak yang besar akan makan yang kecil (kanibal).
Ukuran kolampembesaran bervariasi, tergantung ketersediaan lahannya, dengan pedoman 150 ikan lele per 1m3 air. Ikan siap dipanen setelah 2 - 3 bulan dalam kolam pembesaran ini. Ketika kami nelihat kolam pembesaran, disana terdapat lebih dari 9 kolam terpal orange dengan air  kebanyakan berwarna hijau.Saat itu hanya ada satu kolam yang berwarna merah kecoklatan. Disini air terus bergejolak, ratusan lele kelihatan berdesakan dan ada yang berloncatan keatas air. Menurut penjelasan kolam ini sudah siap panen..
Dengan kolam-kolam yang ada saat ini, kelompok  AGROMINA Kulonprogo, saat ini memasok 3 ton lele untuk kota Yogyakarta.
   Di Argomino KulomProgo ini kami banyak mendapat pelajaran dengan melihat, mendengar dan merasakan semua yang ada disana. Setelah bertanya jawab secukupnya , kemudian kami berpamitan. Mobil  meluncur kembali ke kota Yogyakarta dengan membawa kami yang masih membawa banyak pertanyaan .. bagaimana kan memulai usaha ini .....

PENSORTIRAN PERDANA_JMC

Pensortiran bibit lele Perdana dikolam JMCdilakukan pada hari  Sabtu, tanggal 30 April 2011 , jam 9.00. Semua pengurus datang untuk melihat pensortiran perdana ini, meski tidak semuanya turun kekolam. Sebelumnya telah disiapkan ember penyortir bebagai ukuran. Ada empat macam ukuran dari ember berdiameter 50 cm dengan ukuran lubang untuk 2/3, 3/4, 4/6 dan 5/7. Juga disediakan ember  penampung ukuran sama tiga buah, karena kurang ditambah 4  ember lagi berukuran diameter 60cm. Karena keterbatasan kolam maka sortir yang dilakukan hanya untuk 2 ukuran.
Menjaring bibit utk disortir

Sebotol Air dicampur 10 tetes minyak goreng
Air Kolam dikurangi sampai kedalaman 15 cm supaya ikan mudah diambil dengan jaring. Setelah terjaring ikankecil-kecil itu dimasukkan dalam ember sortir yang dibawhanya telah diletakkan ember penampung yang didiisi air.  Jika ember telah penuh maka dipindah keember penampung yang lain. Demikian dilakukan disemua kolam sehingga semua lele berhasil diortir. Agar air ember tidak berbusa karena banyaknya lele, maka dituangkan 5cc air bersih yang dicampuri minyak goreng baru, perbandingan kira2 10 tetes untuk 600 ml air.
Mensortir 2/3
Kemudian setelah kolam dibersihkan.hasil sortirsn 2 ukuran lele tersebut ditempatkan di dua kolam yang ada. Lele yang ukuran besar dimasukkan kolam keil. Sedang satu kolam besar (4x6) dibiarkan kosong, direncanakan untuk digunakan memijahkan indukan lagi.
Mungkin karena belum menemukan cara yang lebih efektif untuk pensortiran ini, maka pekerjaan ini baru selesai sekitar jam 15.00, Hasil sorti kali ini berupa bibit lele ukuran 4/6,5/7 sejumlah kira2 500 ekor.

Minggu, 01 Mei 2011

PENYULUHAN DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PROPINSI di JMC

Surat yang ditayangkan JMC ke Dinas Kelautan dan Perikanan Propinsi untuk mendapatkan penyuluhan mendapat tanggapan positip. Disepakati untuk Penyuluhan ini hari Jumat tanggal 29 April pada jam 14.oo.
Acara penyuluhan ini mengundang seluruh Anggota JMC ditambah beberapa orang dari Kelompok Pembibit Kota. Acara agak tertunda karena keterlambatan kehadiran Penyuluh karena alasan teknis.
Peserta Penyuluhan
Setelah sambutan dari Bapak Ketua JMC sebagai penyelenggara, dan bapak Ketua RW04 Janturan sebagai Tuan Rumah dan sekaligus  juga sebagai anggota JMC, maka penyuluhan disampaikan oleh dua orang petugas penyuluh dari Dinas Kelautan dan Perikanan Kota.
Dalam penyampaiannya penyuluh pertama bapak Agus Setedjo menyapaiakan bahwa saat ini konsumsi protein masyarakat Indonesia masih sangat rendah jika dibandingkan dengan masyarakat dinegara-negara lain.Konsumsi protein masyarakat di Indonesia rata-rata masih berada dibawah 2o kg/or/tahun, semantara dinegara lai diatas 30 kg sampai 70 kg/orang/tahun. Oleh karena itu usaha budidaya perikanan masih berpeluang besar untuk dipasarkan, dalam usaha untuk mencukupi pemenuhan kebutuhan protein masyarakat.
Sementara untuk kebutuhan ikan khusus  ikan lele Kota Yogyakarta ini setiap hari membutuhkan 15 ton, sementara kemapuan penyedian dari pembudidaya lele di DIY ini hanya 4 sampai 5 ton, selebihnya masih disuplay dari daerah Boyolali, Klaten dan Magelang.Oleh karenanya  Dinas Kelautan dan Perikanan Propinsi DIY, selalu akan memberikan dorongan kapada kelompok-kelompok masyarakat yang berminat untuk mengambangkan budidaya perikanan ini.

Penyuluh 1
Dalam penyuluhan ini dinyatakan perlunya  usaha pembibitan yang baik dan sehat, sejak dari pembenihan hingga pembesaran menjadi ikan konsumsi. Dalam Cara Pembenihan Ikan yang Baik (CPIB), ditekankan perlunya memeneuhi 4 aspek :  Aspek Kesehatan,  Aspek Teknis, Aspek Managemen dan Aspek Lingkungan. Dalam aspek kesehatan yang penting diperhatikan untuk di kampung kota ialah kuaitas air kolam tidak tersemari logam berat. Supaya tida mencemari lingkungan sebaiknya digunakan PROBIOTIK, disamping itu supaya dihindari penggunaan obat antibiotik.
Dari segi keuntungan usaha maka penebaran benih untuk pembesaran disarankan 100 bibit/m3 air untuk pemula. Seiring dengan pengalaman maka dapat ditingkatkan  sampai 200 sampai 300 bibit /m3 air. Bahkan ada yang meningkatkan produktivitasnya sampai 800 bibit/ m3.
Pada Penyuluhan Sesion kedua bapak Banardi yang tinggal di Kecamatan Kretek - Bantul ini , mengaku telah puluhan tahun berkecipung dalam pebenihan ikan. Di Kretek beliau membina  Unit Pembenihan Rakyat (UPR) yang sebagian besar mengembangkan budidaya Lele Sangkuriang. Lele Sangkuriang sebenarnya juga lele Dumbo yang didatangkan ke Indonesia tahun 1983. Dinamakan Sngkuriang itu diambil sari Genetikanya bahwa Lele sangkuriang berasal dari hasil perkawinan Induk Lele Dumbo F2 dengan Pejantan F6. Disini dihubungkan Legenda Sangkuriang yang mengisahkan  seorang anak yang  ingin menikahi Ibunya.
Penyuluh 2

Dalam usaha pembenihan lele maka Induk an sangat perlu diperhatikan, khusu untuk makanan sebaiknya secara rutin diberi makan bekicot. Antara  Indukan dan Pejantan sebaiknya kolam dipisahkan, supaya tidak terjadi pemijahan "gelap", yang merugikan. Lele mijah pada malam hari pada air yang bening. Diperlukan sarana untuk menempelkan telur, untuk itu perlu diberi ijuk secukupnya. Sehari setelah memijah, akan nampak telur tersebar dan menempel pada ijuk, Indukan segera dipindahkan dari kolam pemijahan. Menurut penyuluh cara ini lebih aman daripada telor yang dipndahkan. 
Dua hari setelah pemijahan telur menetas dan bisa tahan sampai 4 hari karena masih membawa asupan bawaan dari telornya. Setelah itu diberi makanan cacing antar 3 liter per hari sampai 15 -17 hari. Setelah bibit berumur 17 hari sudah perlu dilakukan pensortiran  agar tidak terjadi kanibal (lele yang besar makan yang kecil).  Setelah 20 hari kemudian lele bisa diberi makan D0 / pelet halus.Sementara ini untuk dikolam JMC, mengunakan PS-P  harga perzak(5kg) 60 ribu rupiah. Pakan ini cukup bagus karena kadar proteinnya 40%.Pada kesempatan itu juga di serahkan dari Dinas 2 buah buku tentang cara pembenihan ikan.Dalam sesion tanya jawab, banyak yang menanyakan tentang kolam, pembibitan, pendederan, pembesaran dan pakan. Pada kesempatan itu dari Dinas Kelautan dan Perikanan menyerahkan 2 (dua) buku yang sangat membantu mengenai Cara Pembenihan Ikan yang Baik (CPIB)danSerifikasinya.  Penyuluhan siang itu berakhir pada jam16.00.